bebek

Cartoons Comments Pictures
SELAMAT DATANG

Saturday 1 February 2014

Makalah Ilmu Kalam - SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ILMU KALAM





BAB I
PENDAHULUAN


  1. LATARBELAKANG
ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari akidah yang terdapat dalam agamanya. Mempelajari akidah/teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat , yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh peredaran zaman.
Pada kesempatan kali ini sya sebagai penulis makalah akan membahasa tentang pertumbuhan dan perkembangan ilmu kalam, namun sebelum itu sya akan sedikit menjelaskan pengertian ilmu kalam itu sendiri..


BAB II
PEMBHASAN

A.    Pengertian Ilmu Kalam
Untuk memahami sejarah pertumbuhan dan perkembangan ilmu kalam, ada baiknya di jelaskan terlebih dahulu tentang perkataan kalam, agar dapat memberikan pengertian yang jelas secara ilmu, termasuk di dalamnya akan dilihat dari berbagai aspek yang melatar belakangan kelahirannya.
Secara harfiyah, kalam berati pembicaraan atau perkataan. Didalam lapangan pemikiran islam, istilah kalam memiliki dua pengertian: Pertama, Sabda Allah (The World Of God), dan kedua, ilmu Al-kalam (The Science of kalam). Jadi secara harfiyah prkataan kalam berarti, pembicaraan atau perkatan.(Mircea hal: 231)
Setelah kita memahami arti kalam secara harfiyah, marila kita lihat pengertian kalam secara maknawiyah, melihat pengertian ilmu kalam dari aspek sumber, latar belakang kemunculannya, bahwa ilmu kalam tiada lain adalah, ilmu berfikir, yg lahir pada saat terjadinya percecokan antara penganut islam ortodok dengan penganut islam baru. (Abu bakar aceh hal: 30)

B.     Sejarah Pertumbuhan ilmu kalam
Sama halnya dengan disiplin-disiplin keilmuan Islam lainnya, Ilmu Kalam juga tumbuh beberapa abad setelah wafat Nabi. Tetapi lebih dari disiplin-disiplin keilmuan Islam lainnya, Ilmu Kalam sangat erat terkait dengan skisme dalam Islam. Karena itu dalam penelusurannya ke belakang, kita akan sampai kepada peristiwa pembunuhan 'Utsman Ibn 'Aff'an, Khalifah III. Peristiwa menyedihkan dalam sejarah Islam yang sering dinamakan al-Fitnat al-Kubra (Fitnah Besar), sebagaimana telah banyak dibahas, merupakan pangkal pertumbuhan masyarakat (dan agama) Islam di berbagai bidang, khususnya bidang-bidang politik, sosial dan paham keagamaan. Maka Ilmu Kalam sebagai suatu bentuk pengungkapan dan penalaran paham keagamaan juga hampir secara langsung tumbuh dengan bertitik tolak dari Fitnah Besar itu.
Sebelum pembahasan tentang proses pertumbuhan Ilmu Kalam ini dilanjutkan, dirasa perlu menyisipkan sedikit keterangan tentang Ilmu Kalam ('Ilm al-Kalam), dan akan lebih memperjelas sejarah pertumbuhannya itu sendiri. Secara harfiah, kata-kata Arab kalam, berarti "pembicaraan". Tetapi sebagai istilah, kalam tidaklah dimaksudkan "pembicaraan" dalam pengertian sehari-hari, melainkan dalam pengertian pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu Kalam ialah rasionalitas atau logika. Karena kata-kata kalam sendiri memang dimaksudkan sebagai ter jemahan kata dan istilah Yunani logos yang juga secara harfiah berarti "pembicaraan", tapi yang dari kata itulah terambil kata logika dan logis sebagai derivasinya. Kata Yunani logos juga disalin ke dalam kata Arab manthiq, sehingga ilmu logika, khususnya logika formal atau silogisme ciptaan Aristoteles dinamakan Ilmu Mantiq ('Ilm al-Mantiq). Maka kata Arab "manthiqi" berarti "logis".[1]
Dari penjelasan singkat itu dapat diketahui bahwa Ilmu Kalam amat erat kaitannya dengan Ilmu Mantiq atau Logika. Itu, bersama dengan Falsafah secara keseluruhan, mulai dikenal orang-orang Muslim Arab setelah mereka menaklukkan dan kemudian bergaul dengan bangsa-bangsa yang berlatar-belakang peradaban Yunani dan dunia pemikiran Yunani (Hellenisme). Hampir semua daerah menjadi sasaran pembebasan (fat'h, liberation) orang-orang Muslim telah terlebih dahulu mengalami Hellenisasi (disamping Kristenisasi). Daerah-daerah itu ialah Syria, Irak, Mesir dan Anatolia, dengan pusat-pusat Hellenisme yang giat seperti Damaskus, Atiokia, Harran, dan Aleksandria. Persia (Iran) pun, meski tidak mengalami Kristenisasi (tetap beragama Majusi atau Zoroastrianisme), juga sedikit banyak mengalami Hellenisasi, dengan Jundisapur sebagai pusat Hellenisme Persia. Adalah untuk keperluan penalaran logis itu bahan-bahan Yunani diperlukan. Mula-mula ialah untuk membuat penalaran logis oleh orang-orang yang melakukan pembunuhan 'Utsm'an atau menyetujui pembunuhan itu.
Jika urutan penalaran itu disederhanakan, maka kira-kira akan berjalan seperti ini: Mengapa 'Utsman boleh atau harus dibunuh? Karena ia berbuat dosa besar (berbuat tidak adil dalam menjalankan pemerintahan) padahal berbuat dosa besar adalah kekafiran. Dan kekafiran, apalagi kemurtadan (menjadi kafir setelah Muslim), harus dibunuh. Mengapa perbuatan dosa besar suatu kekafiran? Karena manusia berbuat dosa besar, seperti kekafiran, adalah sikap menentang Tuhan.
Maka harus dibunuh! Dari jalan pikiran itu, para (bekas) pembunuh 'Utsman atau pendukung mereka menjadi cikal-bakal kaum Qadari, yaitu mereka yang berpaham Qadariyyah, suatu pandangan bahwa manusia mampu menentukan amal perbuatannya, maka manusia mutlak bertanggung jawab atas segala perbuatannya itu, yang baik dan yang buruk.
Latar Belakang Munculnya pertumbuhan Ilmu Kalam / Ilmu Tauhid. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Ilmu Kalam / ilmu tauhid dapat dibagi menjadi dua , yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. (Jakarta: Rajawali Pers, 1993)
1.Faktor dari dalam(intern) :
a.       Sebagian orang musyrik ada yang mentuhankan bintang-bintang sebagai sekutu Allah. hal ini ditolak dengan firman Allah surat Al-An’am ayat 76-78.
b.      Ada yang mentuhan kan Nabi Isa as. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat Al-Maidah ayat 116.
c.       Orang-orang yang menyembah berhala. Hal ini ditolak dengan firman Allah surat al-an’am ayat 74.
d.      Golongan yang tidak percaya akan kerasulan nabi(nabi Muhammad saw. ) dan tidak percaya akan kehidupan akhirat. hal ini ditolak dengan firman Allah surat al-Ambiya’ ayat 104.
e.       Golongan  orang-orang yang mengatakan semua yang terjadi di dunia ini adalah perbuatan Tuhan semuanya dan Soal politik (Khilafah) pemimpin  negara. yang dimulai ketika Rasulullah meninggal dunia serta peristiwa terbunuhnya usman dimana antara golongan yang satu dengan yang lain saling mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling benar.
2.Sebab dari luar (ekstern) yaitu:
a.       Danyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula beragam yahudi, masehi dan lain-lain, setelah fikiran mereka tenang dan sudah memegang teguh Islam , mereka mulai mengingat-ingat agama mereka yang dulu dan dimasukkannya dalam ajaran-ajaran Islam.
b.      Golongan Islam yang dulu, terutama golongan mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk penyiaran agama Islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi Islam. mereka tidak akan bisa menghadapi lawan-lawanya  kalau mereka sendiri tidak mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya beserta dalil-dalilnya. sehingga kaum muslimin memakai filsafat untuk menghadapi musuh-musuhnya.
Para mutakallimin ingin mrngimbangi lawan-lawanya yang menggunakan filsafat , dengan mempelajari logika dan filsafat dari segi ketuhanan
C.    Sejarah Perkembangan ilmu kalam
Sesungguhnya dalam sejarah islam, ilmu kalam telah muncul sejak dini. Al-Hasan Al-bashri telah menggunakan istilah ”kalam” untuk mengacu kepada pembahasan tentang persoalan kebebasan manusian dan takdir, dalam konteks pertentangan pendapat antara kaum Qaddariah dan kaum jabariah. Akan tetapi, pembahasan rasional pertama tentang masalah itu, khususnya tentang paham jabariah, di mulai oleh seorang rasionalis bernama jahm ibn Ashafwan yang telah menalar prapenentuan menurut metode filsafat yunani, khususnya aristotialisme dan neoplatonisme, dan pengembangannya menjadi paham mutlah prapenentuan Aristoteli. (Nurcholis madjid hal:279)
Untuk membahas perkembangan ilmu kalam, penulis mengunakan analais terhadap pemikiran teologi islam, sebutan lain dari ilmu kalam, terutama sejak kemunculan ”formal” pemikiran-pemikiran politik dan teologi di lingkungan umat islam awal, sampai munculnya aliran-liran kalam berikut perkembangannya.
Dalam hal ini Asy-ayahrastani mengatakan bahwa ilmu kalam pada dasar nya mengalami tiga tahap perkembangan, yakni sebagai berikut:
1.      Pemikiran mutakallimun pada tahap ini hanya untuk menyangkal argumen-argumen yang di kemukakan oleh orang-orang yang baru memeluk islam (islam baru),untuk embawa mereka kepada garis yang sama dengan garis pemikiran muslim ortodoks.
2.      Ilmu ini mulai mengembangkan sayap rasionalis, dengan menitik beratkan kepada masalah kebebasan berbuat pada diri manusia; tahap ini merupakan hsil cipta kaum Mu’tazilah.
3.      Thap terakhir, mulai muncul dan berkembang paham skolastik (Assy’ ariah).  (Muchtar Ghazali hal: 35)



BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat di simpulkan sebagai berikut:
·         ilmu kalam tiada lain adalah, ilmu berfikir, yg lahir pada saat terjadinya percecokan antara penganut islam ortodok dengan penganut islam baru.
·        Latar Belakang Munculnya pertumbuhan Ilmu Kalam / Ilmu Tauhid. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya Ilmu Kalam / ilmu tauhid dapat dibagi menjadi dua , yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
·        Dalam hal ini Asy-ayahrastani mengatakan bahwa ilmu kalam pada dasar nya mengalami tiga tahap perkembangan, yakni sebagai berikut:
a.       Pemikiran mutakallimun pada tahap ini hanya untuk menyangkal argumen-argumen yang di kemukakan oleh orang-orang yang baru memeluk islam (islam baru),untuk embawa mereka kepada garis yang sama dengan garis pemikiran muslim ortodoks.
b.      Ilmu ini mulai mengembangkan sayap rasionalis, dengan menitik beratkan kepada masalah kebebasan berbuat pada diri manusia; tahap ini merupakan hsil cipta kaum Mu’tazilah.
c.       Thap terakhir, mulai muncul dan berkembang paham skolastik (Assy’ ariah).




DAFTAR PUSTAKA
Mircea Eliende, ed. 1987.  The Encyclopedia of religion, vol. VII. New york: Mac Millan Publishing Compani

Abu Bakar Aceh. 1996.  Ilmu ketuhanan (ilmu kalam). Jakarta: tinta Mas.

Nurcholis, Madjid.1985.Islam agama peradaban, Membangun makna dan relevansi Doktrin islam dalam sejarah. Jakarta: Paramadina

Muchtar,Gazali,adeng. 2003. Perkembangan ilmu kalam. Bandung: Cv Pustaka Setia



Nata Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat dan Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 1993)


Razak. , Abdul. Dr. M. Ag. 2003. Ilmu Kalam. Bandung :CV Pustaka Setia .

A. Nasir, Sahilun Drs. H. 1996. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. hlm.

No comments:

Post a Comment